Dukung Audrey #IndonesiaTanpaBullying

Perisakan anak ini seperti yang tengah ramai diperbincangkan belakangan ini. Yaitu aksi pengeroyokan dan penganiayaan yang dilakukan oleh 12 orang

Dukung Audrey #IndonesiaTanpaBullying
NULL

Kenakalan remaja di Indonesia, khususnya dalam kasus bullying (perisakan), semakin memprihatinkan. Data Unicef tahun 2014 menyatakan delapan dari 10 anak mengalami perisakan. Sementara data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada 2018 menyebutkan, kasus perisakan di Indonesia menempati posisi keempat dalam kasus kekerasan anak yang marak terjadi.

Perisakan anak ini seperti yang tengah ramai diperbincangkan belakangan ini. Yaitu aksi pengeroyokan dan penganiayaan yang dilakukan oleh 12 orang siswi lintas SMA kepada siswi SMPN 17 Pontianak, Audrey (14). Tragedi ini terjadi di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) pada Jumat (29/3/2019). Ironisnya, pemicu kejadian ini hanyalah karena urusan asmara.

Ketua Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Kalbar Eka Nurhayati Ishak, menerima aduan bahwa korban mengalami kekerasan fisik dan psikis. Korban ditendang, dipukul, dan diseret hingga kepalanya membentur aspal. Ia juga menambahkan bahwa total ada 12 siswi SMA yang terlibat dalam pengeroyokan ini, namun pelaku utama yang mengeroyok korban berjumlah tiga orang. KPPAD menyarankan agar kasus ini diusut tuntas hingga menjalani efek pembinaan dan jera kepada pelaku.

Hal senada juga disampaikan oleh ibunda Audrey, Lilik, yang menegaskan bahwa kasus ini akan terus berlanjut dan bukan berakhir damai.

“Audrey saat ini masih di rumah sakit. Keadaan psikologisnya masih traumatik, masih terganggu fisiknya. Alhamdulillah, lebam-lebamnya berkurang. Tapi masih sesak napas kalau dia mikir orang-orang itu, karena dia ada asma,” ujar Lilik.

Hingga kini Audrey masih dirawat dan mengalami trauma akibat penganiayaan tersebut. Mari kita dukung kesembuhan Audrey dan anak-anak Indonesia korban perisakan lainnya agar bisa kembali bangkit beraktivitas. Mari bersama-sama kita jadikan Indonesia menjadi negara yang ramah anak dan terbebas dari aksi perisakan pada anak. Semoga kejadian ini memjadi pembelajaran untuk seluruh generasi bangsa dan mampu mengakhiri seluruh mata rantai aksi kekerasan dan perisakan anak-anak. Aamiin.