Dulu Anti Sekarang Hafizh Qur'an

Waktu SD, saya sama sekali tidak tertarik menghafal Al Qur'an. Walaupun masih kecil, saya sudah malas-malasan

Dulu Anti Sekarang Hafizh Qur'an
NULL


(Sumber : Dokumentasi Pendadaran Beasiswa Tahfizh Qur'an di Pulau Tunda Banten)

Malam itu adalah malam pertama dalam acara Jambore dan Pendadaran Angkatan II kader Beasiswa Tahfizh Qur'€™an (BTQ) for Leaders di Pulau Tunda, Banten, Jum'€™at (13/4). Tanpa canggung, Muhammad Amaru Syuhada bercerita di hadapan teman-temannya.

€œWaktu SD, saya sama sekali tidak tertarik menghafal Al Qur'€™an. Walaupun masih kecil, saya sudah malas-malasan. Ketika ada pelajaran menghafal Al Qur'€™an saya izin ke belakang, kabur ke toilet sampai pelajaran selesai, demi menghindari hafalan Al Qur'€™an,€ ujar laki-laki berkaos merah itu.

Kenakalan Syuhada semakin bertambah kala ia menginjak bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Syuhada menghabiskan masa SMP dengan bermain hingga peringkat kelasnya turun drastis. Ia pun sadar saat akan masuk SMA, Syuhada berinisiatif berubah dan akhirnya memutuskan masuk pesantren.

Manis getirnya kehidupan sudah dirasakan Syuhada saat ia punya keinginan menghafal Al Qur'€™an. Sakit hati ditolak masuk IPB lewat jalur undangan, ia pun pasrah kuliah di Universitas Lampung (UNILA). Namun, kesibukannya ikut organisasi dan nongkrong bersama teman-temannya di Lampung membuat Syuhada kembali jauh dari Al Qur'€™an.

Ia pun berhenti kuliah dan menganggur selama setengah tahun. Ekonomi keluarga yang mendadak anjlok membuat Syuhada tak tentu arah. Namun, hal itu tak menyurutkannya kembali menghafal Al Qur'€™an dan kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB). Tekad kerasnya pun membuahkan hasil, Syuhada akhirnya diterima di kampus impiannya.

Ia juga mendapat informasi dari seorang sahabat tentang beasiswa yang diberikan PPPA Daarul Qur'€™an untuk para mahasiswa-mahasiwi S1 penghafal Qur'€™an. €œDari situlah kemudian saya yakin bisa mendapatkannya, karena saya lumayan punya hafalan dari pondok, sekaligus bisa kuliah kembali di IPB dengan jalur SBMPTN,€ tuturnya penuh semangat.

Syuhada mengaku program BTQ for Leaders menjadi motivasi Syuhada untuk terus berfikir dan memberi manfaat kepada orang lain. “Dengan fokus kepada program-program BTQ, saya tak ingin menyia-nyiakan lagi hidup saya, ucapnya tegas.

Syuhada adalah salah satu dari ratusan mahasiswa yang mendapat beasiswa BTQ for Leaders PPPA Daarul Qur'€™an. Masyarakat Indonesia, jemaah dan donatur bisa mendukung Syuhada dan ratusan santri lainnya dengan ikut Gerakan Sedekah Nasional PPPA Daarul Qur'€™an melalui sedekahonline.com.