Hari Kasih Sayang dalam Islam?
SObat Baik tentu tak asing lagi dengan istilah Hari Kasih Sayang atau galib di telinga muda-mudi sebagai Valentine’s Day. Lalu, bagaimana Islam memandang Hari Kasih Sayang ini?
Tiap 14 Februari, kita dihebohkan dengan perdebatan tentang Valentine’s Day. Ada yang setuju, ada pula yang menolak dengan alasan bukan ajaran Islam dan banyak kemudaratan di dalamnya.
Lalu, yang menjadi pertanyaan mendasar, bagaimana Islam memandang kasih sayang?
Perlu Sobat Baik tahu, kasih sayang memang menjadi ajaran Islam. Bahkan Allah SWT pun menyandnag nama “Ar-Rahman dan Ar-Rahim,” yakni Maha Pengasih dan Penyayang.
Islam pun mengajarkan kepada umatnya tuk saling berpesan dalam menebarkan kasih sayang. Sebagaimana dalam surat Al-Balad ayat 17, Allah berfirman:
ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِۗ
Artinya: “Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.”
Dalam sebuah hadis dijelaskan juga, Abu Hurairah ra, meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda. “Barangsiapa yang tidak menyayangi, tidak akan disayangi.” (HR.Bukhari)
Baca juga: Masjid Istiqlal, Dulu dan Sekarang
Kasih sayang yang dibenarkan dalam Islam adalah kasih sayang dalam ketakwaan, bukan dalam kemaksiatan. Hal ini sebagaimana tertuang dalam surat Al-Ma’idah ayat 2 berikut:
وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.”
Dengan demikikan sudah jelas kiranya, semua hari dalam Islam adalah hari kasih sayang. Ada pun Valentine’s Day, jika berbuah kemaksiatan maka tak sepatutnya kita turut merayakannya. (MRIM/[email protected])
Tebarkan kasih sayang untuk anak yatim, klik: Yatim Hebat