Melawat ke Kampung Qur’an Rukem

Sabtu pagi yang cerah. Sekelompok mahasiswa meniti jalan menanjak perbukitan Pajangan di Sidomulyo, Purworejo, Jawa Tengah pada 23 Maret 2019 lalu.

Melawat ke Kampung Qur’an Rukem
NULL

Sabtu pagi yang cerah. Sekelompok mahasiswa meniti jalan menanjak perbukitan Pajangan di Sidomulyo, Purworejo, Jawa Tengah pada 23 Maret 2019 lalu. Tanah basah sisa longsoran di salah satu sisi lereng menambah tadabur tentang apa yang akan didapat di ujung jalan menuju Kampung Rukem, yang dikenal sebagai Kampung Qur’an sejak Oktober 2016. 

Musibah longsor kembali menimpa Kampung Qur’an Rukem pada Ahad (17/3/2019) lalu. Meski tidak sebesar pada 2016, namun longsor kali ini membawa separuh tanah fondasi jalan masuk ke kampung bersama arus air. Lumpur basah pun masih menggariskan arus air yang belum lama mengalir. Itulah musibah yang sampai sekarang masih menjadi momok warga Kampung Qur’an Rukem setiap musim hujan tiba. 

“Pinarak mriki!” Rombongan disambut teriakan khas Mbok Jum (50) yang menyembul keluar dari jendela warungnya. Ia menyapa 23 mahasiswa penerima Beasiswa Tahfizh Qur’an (BTQ) for Leaders wilayah DI Yogyakarta dan Jawa Tengah yang tiba di Kampung Qur’an Rukem pagi itu.

Rombongan pun menghampiri dan berbincang sejenak. Mbok Jum bercerita mengenai musibah longsor yang selalu menghantui warga di kala musim hujan tiba. Ia menyebutkan, rumah hasil relokasi pascamusibah longsor 2016 masih belum aman. Namun ia mengaku berusaha tetap tenang dan pasrah, serta senantiasa memohon perlindungan kepada Allah SWT. 

Seusai obrolan, kami mendekati Mbok Jum. Pelukan erat dari tubuh gempalnya selalu kami rasakan akrab. “Mereka tadi siapa, Mbak?” bisiknya bertanya tentang beberapa orang yang baru dilihatnya.

Ia hanya terbengong mendengarkan penjelasan kami terkait ratusan mahasiswa yang mendapat beasiswa kuliah tingkat sarjana di seluruh Indonesia, dimana 23 di antaranya baru saja ia temui.

“Fatma ini sekarang udah kelas 10 SMA, Mbak,” bisiknya lirih bersama lirikan mata ke arah puteri bungsunya Fatma Rosalina (16). Sebuah harapan baru untuk Mbok Jum agar putrinya mendapat pendidikan sampai di perguruan tinggi secara gratis, tambahan uang saku, monitoring hafalan al-Qur’an, dan berbagai pembinaan yang menguatkan jiwa kepemimpinan. Ini karena ia baru saja menjumpai mahasiswa penerima program BTQ for Leaders. Pola pikir biaya kuliah mahal yang memaksa anak-anak Kampung Qur’an berhenti belajar setelah SMA kini mulai memudar.

“Nanti biar Fatma lancarin hafalannya, Mbak. Insya Allah tinggal nambah satu juz, sambil dibimbing Ustadz Miftah (Dai Pendamping Kampung Qur’an PPPA Daarul Qur’an),” tutur Mbok Jum menutup perbincangan kami.

Mbok Jum bersama puluhan keluarga Kampung Qur’an Rukem, Purworejo telah memastikan adanya harapan untuk pendidikan anak cucunya sampai menjadi sarjana. Kunjungan 23 mahasiswa kali ini menjadi bagian dari semangat baru untuk program dakwah tahfizhul Qur’an di Kampung Qur’an Rukem yang saat ini sudah menginjak ke tahun ketiga.

Mari terus dukung anak-anak Kampung Qur’an Rukem untuk mewujudkan mimpinya menjadi sarjana dan penghafal al-Qur’an melalui program Gersena Untuk Ciptakan 1000 Kader Sarjana dan Wujudkan Kampus Untuk Para Pejuang Qur'an. Semoga donasi yang dikeluarkan dapat menjadi pemberat timbangan kebaikan di akhirat kelak. Aamiin.[Runti/mnx]