Nyate Bareng Santri, Ustadz Hilman Ajak Wali Asuh Cintai Penghafal Qur'an

Sebanyak 27 wali asuh pun berkunjung ke Pesantren Tahfidz Daarul Qur'an Takhassus Cinagara, Jawa Barat, untuk bertemu dengan lebih dari 60 santri penghafal Qur'an di sana.

Nyate Bareng Santri, Ustadz Hilman Ajak Wali Asuh Cintai Penghafal Qur'an
NULL

Idul Adha adalah momen berbagi yang tak hanya mengedepankan aspek spiritual, namun juga sosial. Dicontohkan olen Nabi Ibrahim alaihissalam, ibadah qurban dalam Idul Adha mengajarkan untuk membangun kesadaran tentang kepedulian terhadap sesama, terutama terhadap orang yang membutuhkan.

“Beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur." (QS al-Hajj: 36).

Namun ada yang berbeda pada Idul Adha 1441 H/2020 M ini. Bertepatan dengan pandemi covid-19 yang merebak sejak akhir 2019 dan tak kunjung usai, menyebabkan ritual haji tahun ini tak dibuka untuk umat Islam hampir di seluruh jagad raya. Hanya warga lokal di beberapa kota sekitar Ka'bah yang bisa menunaikan ibadah haji tahun ini.

Tak hanya haji yang dibatasi, ibadah qurban pun harus dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat. Hal ini sebagai upaya untuk menghindari penyebaran wabah virus yang belum ditemukan obatnya ini.

Meski demikian, pandemi tak menyurutkan semangat masyarakat untuk melaksanakan ibadah qurban dan berbagi dengan sesama. Pada hari tasyrik kedua yang jatuh pada Ahad (2/8), banyak dimanfaatkan masyarakat untuk berkumpul dan bersantap menu daging qurban bersama keluarga. Sebab, daging qurban yang telah disembelih dua hari lalu kini telah diracik dan dijadikan sate, gulai, dan lain sebagainya.

Momen ini pun tak disia-siakan oleh para orang tua asuh dari Bogor, Jawa Barat, untuk berkumpul dengan anak-anak asuhnya lewat acara Nyate Bareng Donatur Wali Asuh Santri Penghafal Al-Qur'an. Seusai bersua bersama keluarga di rumah, sebanyak 27 wali asuh pun berkunjung ke Pesantren Tahfidz Daarul Qur'an Takhassus Cinagara, Jawa Barat, untuk bertemu dengan lebih dari 60 santri penghafal Qur'an di sana.

Meski menghadirkan banyak orang, akan tetapi acara ini tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Di antaranya adalah memakai masker, menjaga jarak dan senantiasa menjaga kebersihan. Tak hanya para donatur, santri-santri pun menerapkan hal tersebut.

Hadir sebagai penceramah, dai kondang yang wajahnya kerap mengisi layar kaca, yakni Ustadz Hilman Fauzi. Dalam tausiyahnya ia menyampaikan, Imam Syafii yang merupakan murid dari Imam Malik, memiliki kebiasaan membaca dua kalimat kesukaannya. Ia mengungkapkan, dua kalimat tersebut adalah 'Alhamdulillah' dan 'Astaghfirullah'.

"Imam Syafii sering sekali mengucapkan dua kalimat, yaitu 'Alhamdulillah' dan 'Astaghfirullah'. Suatu ketika, ada yang bertanya, mengapa sering sekali mengucapkan kalimat tersebut, kemudian Imam Syafii menjawab aku tidak tahu, dari sekian banyak nikmat yang aku dapatkan, nikmat mana yang belum aku syukuri dan aku tidak tahu dari sekian banyak amal yang telah aku lakukan, amal mana yang tidak diterima oleh Allah," tutur Ustadz Hilman.

Kemudian, selaras dengan santri-santri yang mengelilinginya pada acara tersebut, ia pun menyinggung perihal keutamaan penghafal Qur'an. Menurutnya, para penghafal Qur'an sangat mulia karena dapat memberikan syafaat kepada orang lain, terutama saja orang tua. Maka berbahagialah bagi orang tua yang memiliki anak penghafal Qur'an, di dunia senang, di akhirat pun menang.

"Kalau belum bisa ngafal, ya cukup jadi orang yang mendukung, mencintai para penghafal Qur'an, caranya dengan sedekah untuk para santri penghafal Qur'an," pungkasnya dalam acara yang terselenggara atas kerja sama Laznas PPPA Daarul Qur'an dan platform crowdfunding muslim pertama di Indonesia, SedekahOnline.com.[]