Pembinaan Kader BTQ di Kampung Qur’an Rukem

Pembinaan keterampilan dan jiwa kepemimpinan masih menjadi strategi pembentukan calon pemimpin negeri dari rahim program BTQ for Leaders.

Pembinaan Kader BTQ di Kampung Qur’an Rukem
NULL

Pembinaan keterampilan dan jiwa kepemimpinan masih menjadi strategi pembentukan calon pemimpin negeri dari rahim Program Beasiswa Tahfizh Qur’an (BTQ) for Leaders PPPA Daarul Qur’an. Termasuk kegiatan pembinaan program lapangan selama dua hari, Sabtu-Ahad (23-24/3/2019) lalu di Kampung Qur’an Rukem, Purworejo.

Pemahaman pengabdian kampung dipelajari secara praktis. Lawatan program terapan Kampung Qur’an yang sudah berdiri sebagai wasilah musibah longsor 2016 lalu ternyata memperjelas bayangan aktivitas pengabdian santri BTQ for Leaders setelah lulus nanti, meski lokasinya masih menjadi misteri yang menyemangati.

Proses panjang  pendekatan dari masa evakuasi hingga pemulihan pascabencana longsor ternyata menjadi awal PPPA Daarul Qur’an diterima oleh masyarakat Rukem, Purworejo. Hingga program pendampingan dakwah tahfizhul Qur’an yang masih terlaksana dalam tiga tahun terakhir ini. Berbagai program penunjang pun juga turut menguatkan kearifan kampung agar mencapai kesejahteraan secara mandiri. Khususnya pada program pemberdayaan ekonomi pengolahan keripik talas Chitaro, pembuatan kue brownies, bengkel las, hingga penggemukan kambing.

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang Ahmad Syukron Habibullah (23), bersama 22 santri BTQ for Leaders lainnya terhanyut dalam kekaguman rangkaian program di Kampung Qur’an. Mereka masih tercengang dengan sambutan ramah warga Kampung Qur’an Rukem. Berbeda jauh dengan sambutan yang mereka terima saat praktik program sosial BTQ di Bongsari RT 09, Semarang Barat, misalnya. Saat itu Habib dan teman-temannya menyaksikan, beratnya bibir bocah-bocah muslim Bongsari melafalkan kalimat syahadat.

Beberapa diantara mereka pun sampai dipaksa keluar dari majelis TPQ oleh kakaknya. Berbagai pendekatan telah mereka coba, ternyata sekresek jajanan anak cukup mampu menarik perhatian mereka agar tetap berangkat ke TPQ Bongsari. Sepenggal perjuangan dakwah dari pinggiran kota ini menjadi pembelajaran berharga untuk melatih jiwa kepemimpinan para mahasiswa BTQ. Sekaligus harapan, akan bukti kesuksesan dakwah tahfizhul Qur’an dengan pendekatan potensi lokal di Kampung Qur’an Rukem.

Dua hari pembinaan, mereka menyaksikan proses pengelolaan dakwah berbasis kampung. Bermula dari mendengar kebutuhan warga, memetakan solusi berdasarkan potensi lokal, hingga berbentuk ajuan program yang siap diterapkan di masyarakat kampung. Pembinaan ini sangat berharga sebagai bahan pembelajaran mereka, khususnya menjadi bekal saat menjalani proses pengabdian. Insya Allah.

Mari terus dukung Habib dan kader BTQ for Leaders lainnya untuk mewujudkan mimpinya menjadi sarjana dan penghafal al-Qur’an melalui program Gersena Untuk Ciptakan 1000 Kader Sarjana dan Wujudkan Kampus Untuk Para Pejuang Qur'an. Semoga donasi yang dikeluarkan dapat menjadi pemberat timbangan kebaikan di akhirat kelak. Aamiin.[Runti/mnx]