Senyum Mustahik dan Cita-cita Ubah Mustahik Jadi Muzakki

Rojali mengaku senang jika berhasil membina para mustahik ini berubah menjadi muzakki.

Senyum Mustahik dan Cita-cita Ubah Mustahik Jadi Muzakki
NULL

Perempuan tua itu duduk di bangku tunggu sambil menggenggam nomor antrian bertuliskan angka 16. Sesekali ia bercengkerama dengan sesamanya yang juga tengah antri untuk bisa masuk ke dalam ‘ruangan Pak Ustadz’, demikian beberapa dari mereka menyebutnya. 

Ini adalah kali kedua Nuriah (70) mengunjungi PPPA Daarul Qur’an. Kedatangannya kali ini adalah untuk kembali meminta bantuan bagi sang anak. Anak Nuriah sakit ginjal karena terlalu banyak mengkonsumsi minuman yang diklaim sebagai ‘energy drink’. Oleh karenanya, perempuan yang ditinggal pergi oleh suaminya ini kembali meminta bantuan kesehatan agar bisa menyembuhkan anak laki-lakinya tersebut, karena bantuan yang didapatnya sebelumnya tak cukup.

“Saya sudah datang ke sini Kamis yang lalu, tapi (uangnya) kurang, jadi balik lagi. Saya enggak punya Jamkesda,” kata warga Sawah Baru, Ciputat ini kepada SedekahOnline, Selasa (15/1/2019).

Nuriah adalah salah satu contoh kasus mustahik yang kerap menerima bantuan dari program layanan Senyum Mustahik PPPA Daarul Qur’an. Layanan yang dibuka setiap hari Selasa dan Kamis sejak pagi ini biasanya didatangi sebanyak 30 hingga 40 orang yang mengharapkan bantuan. Dalam sebulan, kurang lebih 250 orang mustahik datang ke sini.

“Selama Januari 2019 hingga hari ini sudah kurang lebih 145 mustahik yang menerima. Sebulan kurang lebih 250 orang mustahik datang ke PPPA Daarul Qur’an. Tak sedikit juga yang mengajukan proposal pendidikan dan kesehatan ke sini,” kata koordinator layanan Senyum Mustahik Rojali kepada SedekahOnline, Senin (21/1/2019).

Para mustahik yang datang memiliki beragam karakter. Ada yang hatinya mudah tersentuh kala dinasihati, namun ada juga yang biasa-biasa saja. Tak jarang Rojali memberikan ujian membaca al-Qur’an secara mendadak kepada para mustahik. 

“Bukan syarat sih, tapi kadang saya pengin tahu saja bisa ngaji atau enggak. Masa baca kalimat-kalimat Allah enggak bisa? Setelahnya, saya baru kasih nasihat dan motivasi kepada mereka,” katanya.

Rojali menambahkan, target kegiatan ini sebenarnya adalah agar bisa mengubah para mustahik menjadi muzakki.

“Namun ini semua tentunya membutuhkan waktu, proses, dan perawatan. Karena diharapkan para mustahik ini bisa berubah secara karakter, lalu diberikan semangat dan motivasi agar memiliki kedekatan kepada Allah SWT. Setelahnya kami berharap mereka bisa berubah mind set menjadi muzakki,” paparnya.

Ia juga menyebutkan bahwa ada beberapa mustahik yang berhasil berubah menjadi muzakki. “Misalnya tukang pecel lele di Istiqlal. Dulu pernah datang ke sini untuk meminta bantuan modal. Dia minta dibelikan tenda seharga Rp. 500.000,-,” katanya.

Tak hanya menerima bantuan, penjual pecel lele tersebut juga mendapatkan nasihat dan petuah dari Rojali. Setelah sekian lama, sang penjual tersebut baru kembali lagi menemui Rojali. Ia mengabarkan kalau lapaknya sudah berjalan dan kini ia bisa bersedekah. “Hingga saat ini insya Allah masih ada lapaknya,” kata Rojali.

Rojali mengaku senang jika berhasil membina para mustahik ini berubah menjadi muzakki. Ia berharap, semoga banyak muzakki baru terlahir dari para mustahik yang dibinanya saat ini. Aamiin.[mnx]