Separuh Semangat Dwi

Dwi berjuang sendirian. Meski tak berdaya, ia tetap memiliki semangat hidup. “Saya cuman pengin berobat dan diberikan kesembuhan,” tuturnya kala itu.

Separuh Semangat Dwi
NULL

Perempuan itu kepayahan. Tulangnya remuk setelah mengalami pengeroposan di sekujur tubuhnya. Apa yang dialaminya selama empat tahun belakangan ini diduga akibat virus langka. 

Perempuan itu bernama Yan Dwi Lestari (34). Setiap hari kondisi Dwi semakin memprihatinkan. Nafasnya sampai terengah-engah akibat tulang rusuk di dadanya remuk. Jika ia salah bergerak sedikit saja, tulangnya tiba-tiba patah. Bahkan batuk pun bisa mematahkan tulangnya. 

Paha kanan Dwi sudah patah, hanya jari-jari kaki saja yang bisa digerakkannya. Ini akibat ia jatuh terpeleset pada 2014 silam. Sementara kaki kirinya pun demikian; tulangnya patah, membengkok dan sama sekali tak bisa digerakkan. Lalu tangan kiri Dwi melengkung dengan sendirinya, dan sama, hanya jari-jari tangannya saja yang bisa digerakkannya.

Akibat penyakit langka yang diderita Dwi, badannya menyusut. Berat badannya dulu 50 kilogram, namun kini kurang lebih hanya 20 kilogram saja. Sementara tinggi tubuhnya dulu 163 cm, kini hanya 100 cm saja. 

Ikhtiar pengobatan sudah dilakukan Dwi dan keluarga sejak 2014 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, hingga para dokter akhirnya angkat tangan. Karena selama berobat, bukan kesembuhan, melainkan tubuhnya kian menyusut dan tulangnya langsung patah ketika digeser. 

Kemudian Dwi juga mencoba berobat di rumah sakit lain. Namun tetap tak ada kemajuan. Karena keterbatasan biaya, saat ini ia hanya menjalani rawat jalan di rumahnya yang terletak di Jalan Suka Mandiri RT 06/RW 07, Serua Indah, Ciputat, Tangerang Selatan.

Ayahnya yang bekerja secara serabutan sama sekali tak mampu menanggung biaya pengobatan. Bahkan ironisnya, suaminya telah meninggalkan Dwi bersama ketiga anaknya dan sama sekali tak memberikan perhatian.

Dwi berjuang sendirian. Meski tak berdaya, ia tetap memiliki semangat hidup. “Saya cuman pengin berobat dan diberikan kesembuhan,” tuturnya kala itu.

Namun saat ini, keluarga Dwi hanya bisa pasrah. Berbagai ajakan berobat ke rumah sakit kini sudah tak mereka hiraukan lagi. Hal ini karena rumah sakit selalu mengatakan tidak ada rujukan pengobatan karena penyakitnya yang tak terdeteksi. Meski demikian, ditengah kondisi Dwi yang semakin menurun, keluarga Dwi tetap memberikan perawatan di rumahnya.

Hingga akhirnya pada Selasa (8/1/2019), tim Sedekahonline.com bersilaturahmi ke rumah Dwi untuk menyampaikan amanah donasi. Dwi hanya terbaring lemah tak berdaya. Hampir seluruh bagian tubuh yang terikat dengan tulang-tulang persendian tak lagi berfungsi. Ia bahkan merasa kesakitan ketika disentuh. Hanya doa yang bisa kami panjatkan kepada  Allah SWT agar meridhoi kesembuhannya.

Kedatangan tim Sedekahonline.com juga disambut Alisa (4), anak keempat Dwi. Sosoknya yang lugu dan cerdas memberi warna baru dan menghibur suasana. 

Pada kunjungan ini, tim menyampaikan amanah donatur berupa tabung oksigen dan alat uap untuk mengurangi resiko tulang patah akibat batuk yang diderita Dwi. Selain itu, kami juga menyampaikan bantuan logistik berupa kebutuhan sehari-hari dan tambahan gizi untuk anak-anaknya. Bantuan ini diterima dengan senang hati oleh keluarga Dwi, mengingat betapa sulitnya kehidupan mereka hingga membeli popok untuk Alisa saja mereka tak mampu. Sementara sisa dari donasi yang terkumpul rencananya akan kami salurkan dalam bentuk tabungan pendidikan bagi anak-anak Dwi yang berjumlah empat orang. 

“Terima kasih,” kata Dwi berkaca-kaca saat menerima bantuan donatur yang dibawa oleh Tim. 

Terus semangat Dwi dan keluarga, semoga Allah SWT meridhoi kesembuhan Dwi, dan semoga kita semua senantiasa diberkahi Allah SWT. Aamiin. []