Mushola Kayu di Pinggir Sungai Bengawan Solo

“Disini kalau hujan turun, anak-anak dan warga sekitar ndak bisa sholat dan ngaji mas, lantainya basah, air masuk dari atas dan samping mushola tampias, padahal sebentar lagi ramadan, takut kalo hujan ndak bisa dipakai buat sholat tarawih mas” ucap Yudi dengan tatapan dalam, bola matanya sibuk mengitari atap mushola.

Mushola Kayu di Pinggir Sungai Bengawan Solo
Mushola Kayu di Pinggir Sungai Bengawan Solo
Mushola Kayu di Pinggir Sungai Bengawan Solo
Mushola Kayu di Pinggir Sungai Bengawan Solo

'Kriet..kriet'.. terdengar lirih saat pijakan kaki menapaki satu per satu bangunan tua yang berdiri dari tiang-tiang kayu yang mulai lapuk termakan usia. Sebuah tulisan di papan kecil tergantung miring bertuliskan "mushola".

Setelah perjalanan jauh melewati kampung-kampung dengan jalan berbatu, menelusuri tepian Sungai Bengawan Solo. Antara perbatasan kabupaten Klaten dan Sukoharjo ditemukan sebuah mushola tua yang bisa digunakan singgah untuk menunaikan sholat.

Bangunan yang seluruhnya dari kayu itu sengaja dibentuk panggung, dindingnya hanya setengah terbuat dari papan kayu berbalut kain spanduk. Lantainya juga dari kayu tanpa alas, beratap seng dilapisi kayu yang sudah banyak lubang. 

“Disini kalau hujan turun, anak-anak dan warga sekitar ndak bisa sholat dan ngaji mas, lantainya basah, air masuk dari atas dan samping mushola tampias, padahal sebentar lagi ramadan, takut kalo hujan ndak bisa dipakai buat sholat tarawih mas” ucap Yudi dengan tatapan dalam, bola matanya sibuk mengitari atap mushola.

Tak jauh dari mushola, nampak berdiri satu bangunan kayu lagi dengan dinding tertutup, kira-kira luasnya sekitar 10 x20 m² yang ternyata merupakan sekolah alam untuk anak-anak yatim dhuafa.

Bangunan yang tak kalah memprihatinkannya itu dihuni 100 anak, mereka belajar selama tiga tahun untuk menjalani program kejar paket C. Keterbatasan ekonomi nampaknya tak menyurutkan tekad anak-anak itu untuk memiliki satu kertas bertuliskan Ijazah, yang kelak bisa mereka andalkan untuk mencari pekerjaan.  

Ramadan segera datang, bak seorang kekasih, kedatangannya selalu ditunggu. Dalam salah satu sabda Nabi Muhammad SAW dikatakan bahwa "surgapun berhias menyambut Ramadan". Ketika itu, nafas orang berpuasa ibarat tasbih, tidurnya laksana ibadah, doa-doa yang dipanjatkan akan terkabul. Betapa agungnya bulan Ramadhan disuguhkan bagi umat Islam. 

Ada sepercik harapan Yudi menemukan malaikat bagi suraunya. Menyulap mushola kayunya, kelak Ramadan tiba, setiap kenikmatan ibadah Ramadan bisa dilakukan tanpa khawatir hujan turun dan jamaah berlarian meninggalkan mushola. (Dwi Kartika Ningsih, Direktur Utama PPPA Daarul Qur'an)

Bantu renovasi Mushola di tepian Bengawan Solo dengan klik: s.id/musholakayu