Mendapat Untung dari Kehilangan Mobil

Tiba-tiba, di tengah kebingungannya, ada seorang wanita yaitu tetangganya yang  datang sambil sesenggukan. ‘’Ustadz’’ kata wanita paruh baya itu.

Mendapat Untung dari Kehilangan Mobil
NULL

‘’Astaghfirullah, innalillahi wainna ilaihi roji’uun,’’ desis Misbah Syahibuddin, ketika mobil yang dipakainya hilang tahun lalu. Padahal itu mobil pinjaman. Kalau harus mengganti sekian puluh juta rupiah, darimana Saya dapatkan uangnya. Sedangkan untuk mengelola Panti Yatim Raudhatul Aitam di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, yayasan yang dipimpinnya banyak bergantung kepada donatur. Termasuk bantuan dari PPPA Daarul Qur’an.

kalau lapor polisi atau klaim asuransi, urusannya ruwet. Pasti makan energi, waktu, dan biaya yang bakal tidak sedikit. Sementara, uang yang ada di tangan saya hanya ada Rp 500 ribu. ‘’Wah, bagaimana ini,’’ gelisah Ustadz Syahibuddin di kantornya.

Tiba-tiba, di tengah kebingungannya, ada seorang wanita yaitu tetangganya yang  datang sambil sesenggukan. ‘’Ustadz’’ kata wanita paruh baya itu setelah beruluk salam. ‘’Tolong saya ya Ustadz. Saya sekeluarga beberapa hari ini belum makan. Kontrakan juga belum bayar, dan listriknya mau dicabut karena nunggak bayar,’’ keluh si ibu panjang lebar.

Hmmmhh, Ustadz Syahibuddin makin puyeng karena satu persoalan yang besar belum selesai tetapi datang lagi masalah yang tak kalah pentingnya. ‘’Aduhh, bagaimana ini ya Allah, padahal uang yang saya miliki di kantong hanya Rp 500 ribu saat ini, sedianya akan digunakan untuk mengurus pencarian mobil,’’ katanya dalam hati.

Tiba-tiba, ilham datang. Sang Ustadz teringat kepada pesan Ustadz Yusuf Mansur beberapa hari yang lalu tentang kekuatan sedekah. ‘’Sedekah'’ kata Ustadz Yusuf, ‘’dalam perkataan Ustadz’ sedekah ketika kita sedang keadaan kepepet.’’

Akhirnya, Ustadz Syahibuddin memutuskan untuk memberikan semua uangnya pada perempuan tersebut. ‘’Ini Bu,’’ katanya, ‘’terimalah uang terakhir yang saya miliki, semoga dapat membereskan urusan Ibu. Tolong doakan saya biar urusan saya cepat selesai, ya.’’

Alhamdulillah, bukan main gembiranya si ibu. Bertubi-tubi ia berterima kasih kepada Ustadz. Siapa sangka hanya bermaksud meminta uang makan, yang didapatnya malah jauh lebih banyak dari yang dihajatkan. Doa buat Ustadz pun bertubi-tubi dia panjatkan dengan tulus ikhlas.

Tak sampai menunggu hari berganti, sedekah Ustadz Syahibuddin terjawab. Dia mendapat rejeki yang sama sekali di luar perkiraan akan datang kepadanya.

Dengan uang tersebut, Ustadz Syahibuddin membelikan mobil bekas yang agak sepantar dengan mobil yang hilang, plus sejumlah uang untuk memantaskan nilai totalnya. Setelah itupun, masih ada sisa uang cukup banyak untuk membiayai yayasan yang dipimpin.

‘’Alhamdulillah, ternyata dari kehilangan mobil yang mesti saya tanggung, saya akhirnya malah mendapat sebuah keberkahan,’’ kata Ustadz sambil tersenyum.

Dari peristiwa tersebut, dia pun bermuhasabah. Walaupun sehari-hari sudah mengurus santri yatim, tapi sedekah harus tetap jalan terus. Jangan sampe dibatasi. Sebab, sekali lagi, sedekah adalah investasi kita. Bukan sesuatu yang akan hilang begitu saja.